Pontianak, (fdki.iainptk.ac.id) – “Luruskan niat kita. Jaga selalu hati kita, untuk menjaga niat karena Allah, karena godaannya kuat”. “Luruskan niat kita karena Allah”. Dua pesan itu disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalimantan Barat, Pak Andi Musa, dan Ustadz Harjani Hefni, di awal oreantasi Dewan Hakim MTQ Provinsi Kalbar XXXIII di Putussibau, 13 September 2025.
Pesan itu disampaikan kembali untuk mengingatkan Dewan Hakim tentang pentingnya tugas mereka dalam pelaksanaan MTQ. Jika dilihat dari perspektif dakwah, MTQ sesungguhnya merupakan bagian dari tugas penghambaan kepada Allah.
Sesungguhnya, nasehat itu sudah saya dengar dari beliau berkali-kali, sejak saya bergabung di LPTQ Kalbar, beberapa tahun lalu. Bagi saya pesan itu selalu penting untuk mengingatkan kami semua, barangkali ada yang lupa.
Niat lurus itu memang sangat perlu dicamkan oleh Dewan Hakim. Dewan hakim bagian dari sukses penyelenggaraan kegiatan, dan tercapainya tujuan perhelatan tahunan ini. Hakim yang menilai dengan niat lurus pasti akan objektif dan menemukan juara terbaik. Hakim yang menilai dengan lurus, berpandu pada prosedur dan mengacu pada indikator penilaian, menghasilkan juara yang dapat dipertanggungjawabkan; bukan cuma di dunia, tetapi juga di akhirat.
Niat lurus itu juga perlu dicamkan peserta dan pendamping. Ketika niat datang ke arena untuk menang-juara, maka hanya tujuan itulah yang diharapkan dan mungkin didapatkan. Kegagalan mencapai tujuan itu akan dianggap sebagai masalah, bahkan masalah besar, yang harus dipertanggungjawabkan. Peserta bertanggung jawab kepada pendamping, dan pendamping bertanggung jawab kepada ketua kafilah, ketua kafilah bertanggungjawab kepada pemerintah dan masyarakat daerah.
Tetapi ketika niat datang ke venue MTQ adalah untuk Allah maka apa pun yang terjadi selama perlombaan, dan apapun hasilnya, serahkan pada Allah. Itulah takdirnya. Kalau berhasil, alhamdulillah.. itu tandanya Allah ridho pada usahanya. Kalau belum berhasil, percayalah Allah memiliki rencana tersendiri yang belum sesuai dengan harapan. Insyaallah berprasangka baik, itu baik bagi hamba Allah. Makanya, tak perlu bersedih karena kegagalan. Tak perlu marah pada siapa pun. Dan, apalagi, tak perlu menyalahkan diri dan orang lain.
Maka, yuk.. luruskan niat kita. Setelah itu, bantu juga luruskan niat saudara-saudara kita. (Dosen IAIN Pontianak, Hakim pada MTQ Provinsi Kalbar XXXIII 2025).
Oleh: Dr. Yusriadi, M.A (Dekan FDKI)